27 Januari 2021

Untuk Kamu yang Suka Bilang Mending Ini Itu ke Keputusan Orang Lain

Setiap orang itu berbeda, ini sudah mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Yang paling terlihat ya dari segi fisik. Meskipun sama-sama pria, tetapi bentuk anatomi tubuh pasti ada yang berbeda. Ada yang tubuhnya agak kurus, ada yang gemuk, ada bentuk wajahnya oval, ada yang kotak, ada yang hidungnya mancung, ada yang pesek, dan lain sebagainya.

Itu bagian yang bisa dilihat oleh kasat mata. Selain itu ada hal lain dari setiap orang yang juga berbeda, yakni tentang kepribadian, mindset atau pola pikir, prinsip hidup, dan lainnya.

Kita dalam bermasyarakat pastinya akan bersinggungan dengan orang lain. Tidak mungkin kita hanya akan mengandalkan diri sendiri. Seintrovert-introvertnya orang, pasti tetap butuh orang lain.

Dari segala perbedaan yang ada di setiap orang, bagi saya tidak pantas untuk dijadikan perdebatan. Bahkan dijadikan penilaian untuk menyamaratakan dengan kehidupan kita. Kalau dari segi fisik mungkin tidak begitu orang perhatikan, karena itu sudah terlihat dan sudah jadi hal lumrah.

Tapi yang saat ini masih jadi perdebatan adalah ketika seseorang memiliki pilihan yang berbeda dengan diri kita sendiri.

Misal, kamu beli handphone dengan merek A tipe ABC dengan harga Rp 3.000.000. Terus ada orang lain lihat kalau kamu beli handphone itu. Tanpa merasa berdosa, tiba-tiba orang tersebut bilang ke kamu, "HP kok mahal, mending beli ini (nyebutin merek tipe lain), speknya juga nggak jauh beda, hargane malah jauh lebih murah."

Padahal kamu beli hp itu sudah ikhlas, sudah seneng tanpa beban, toh pakai duit-duitmu sendiri, bukan duit utangan lagi dan nggak ada yang merasa disesali dari hp yang sudah kamu beli itu. Tapi di lain sisi, ada orang lain yang merasa dan menganggap kamu membeli barang yang kurang tepat. Akhirnya kamu merasa nyesel.

Atau misal kamu memilih untuk pindah perusahaan, karena sudah merasa tidak nyaman meskipun penghasilan sudah besar. Tapi tiba-tiba ada orang lain yang bilang, sayang banget kok pindah, padahal sudah punya gaji gede. Mbok mending tetep di situ wae.

Pernah kan mendapati situasi seperti ini, dan ini untuk berbagai hal. Bukan hanya soal jual beli barang saja tapi bisa juga ke hal yang sifatnya keputusan dalam hidup.

Suka Nasehatin Tapi Nggak Tau Waktu
Ilustrasi gambar via https://meramuda.com

Hargai Keputusan Orang atau Mending Diam

Ketidak samaan keputusan atau pilihan itu wajar, namanya juga manusia. Kita itu masing-masing punya latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, lingkungan, agama, dll yang berbeda. Semuanya akan memengaruhi kepribadian dan prinsip hidup kita.

Orang yang dari kecil hidupnya serba memiliki keterbatasan, pasti akan memiliki perbedaan kepribadian & prinsip hidup antara orang yang dari kecil sudah diberi kecukupan. Misalnya saja naluri survive dalam hidup, itu saja sudah pasti berbeda.

Jadi sebaiknya kalau ada orang lain yang memiliki keputusan yang berbeda dengan pikiran kita, mending hargai keputusan itu. Caranya dengan memberikan dukungan atau memujinya. Kalau itu tidak bisa kamu lakukan, cara paling mudah adalah diam. Diam bukan meremehkan, tetapi diam karena kita takut kalau bicara akan menyakiti keputusan dia.

Hal ini sepele sekali, tetapi sebenarnya ini masalah besar. Jika kita tidak bisa menghargai hal-hal kecil yang orang lain pilih, kita pun juga akan tidak pernah puas dengan hal-hal besar yang didapatkan orang lain. Akhirnya munculnya penyakit hati yang tidak pantas untuk kita simpan.

"Bukan Mau Meremehkan Kok, Cuma Mau Memberikan Nasehat"

Mengatakan ke seseorang mending ini mending itu, giliran dikasih tau berdalih kalau hanya ingin memberikan nasehat.

Memberikan nasehat atau saran itu bagus, boleh-boleh saja, tapi... memberikan saran itu ada waktu dan caranya. Tidak tepat jika memberikan saran jika seseorang sudah mengambil keputusan. Itu namanya ngompori bukan memberi saran.

Kalau mau memberi saran itu pas seseorang belum mengambil keputusan. Itu pun kita juga perlu tahu dulu, apakah orang itu sudah punya keputusan yang memang dia sudah mantap akan keputusan itu atau belum. Rasanya kita bisa lihat dengan mudah kalau seseorang itu belum tau apa yang harus diputuskan, kita boleh memberikan saran.

Tapi kalau seseorang sudah punya rencana keputusan yang dia juga sudah yakin, ya kita lebih baik menahan diri untuk memberikan saran.

Kenapa? Karena kalau kita paksakan, akhirnya hanya akan adu argumen. Kamu merasa saran Kamu yang paling benar, dan dia juga merasa apa yang akan diputuskannya sudah tepat. Akhirnya yang ada di kepala kamu adalah keputusan dia adalah keputusan yang salah atau tidak tepat.

Padahal...kita tidak pernah tahu bagaimana perjuangan orang itu dalam mengambil keputusan. Kita tidak tahu apa alasan pastinya mengapa dia mengambil keputusan itu. Sekali lagi, pola pikir setiap orang itu berbeda.

Kamu mungkin akan menyalahkan orang yang membeli mobil bekas itu sesuatu yang sia-sia. Karena kamu merasa daripada beli mobil bekas, mending beli mobil baru sekalian meskipun kelasnya rendah tapi kondisinya baru. Sedangkan orang yang membeli mobil bekas itu ternyata sudah punya kalkulasi sendiri, dia juga paham bagaimana merawat mobil bekas, dia juga nyaman dan memang ingin membeli mobil bekas.

Lantas mengapa kamu mengatakan mending gini gitu ke orang itu?

Apakah kalau kamu tidak seperti itu, hidupmu akan hampa? apakah kamu merasa ada yang kurang di hidup kamu, sampai-sampai sibuk mengomentari hidup orang lain yang mana hidup kamu sendiri juga belum tentu baik.

Sudahlah, daripada bilang mending ini mending itu ke orang lain, lebih baik kita sibuk perbaiki diri kita masing-masing. Boleh kok memperhatikan orang lain, ngasih saran ke orang lain, tetapi harus tahu tempat dan waktunya. Tidak asal ngomong. Nggak baik buat hati kita.

Tulisan nyampah ini saya tulis karena seringnya melihat orang-orang yang sering mengatakan "mending begini, mending begitu" ke orang lain, baik di media sosial maupun di real life.

Dan ini saya tujukan ke semua orang termasuk diri saya pribadi, yang mungkin juga seperti itu ke orang lain. Intinya, mari kita hargai segala keputusan orang lain. Asal itu keputusan yang positif dan tidak merugikan orang lain, mari kita dukung.


Matur suwun,
Virmansyah


0 komentar:

Posting Komentar

Follow This Blog!