07 Oktober 2016

Mengakarkan Indonesia Melalui Media

Indonesia, bagi saya adalah bukan sekedar negara, bukan sebatas wilayah yang ketika saya jalan-jalan tak harus menggunakan visa. Tapi Indonesia bagi saya adalah rumah, keluarga dan saudara. Yang tak mungkin saya bisa jauh darinya dan akan tetap melekat di dalam jiwa, selamanya.


Mengakarkan Indonesia
ilustrasi icon via freepik
Saya termasuk orang yang beruntung. Karena dulu sewaktu SMA saya sudah mengenal dengan media yang saat ini sangat digandrungi orang, yaitu blog.

Meski dulu belum memiliki perangkat komputer, antusias dan keinginan saya untuk belajar komputer sangatlah besar. Sepulang sekolah sering saya sempatkan untuk mampir ke warnet. Bukan untuk pacaran seperti teman-teman yang lain, tapi untuk belajar membuat blog, email, dan browsing seputar blog.

Dari situlah awal mulanya saya hingga saat ini masih terus untuk menggeluti blog. Dan memilih jurusan IT selepas lulus SMA tahun 2009.

Memasuki dunia perkuliahan dan seringnya ikut kegiatan organisasi, ternyata membuat pola pikir saya berubah. Saya lebih bisa memaknai teknologi bukan sekedar untuk kemudahan akses pribadi, tapi lebih dari itu teknologi bisa digunakan memberikan edukasi dan peningkatan layanan untuk masyarakat.

Karena waktu itu masih kuliah, saya pun mencoba untuk membuat media blog yang berisi informasi yang ada di lingkungan kampus dan tentunya informasi teknologi yang dibutuhkan oleh mahasiswa IT.

Alasan membuat media itu adalah karena kampus saya dulu tidak memiliki media online yang aktif. Boro-boro blog, website kampus saja tidak aktif. Selain itu, saya juga ingin agar mahasiswa di kampus saya bisa menyalurkan bakat menulisnya melalui media tersebut. Dan pada waktu itu saya memang mengajak beberapa rekan mahasiswa lain untuk bergabung dan berbagai informasi melalui media itu.

Dengan media itu juga saya tekankan ke rekan mahasiswa yang bergabung bahwa ini adalah salah satu cara berkontribusi yang nyata untuk nama baik kampus.

Tapi sayangnya, justru keberadaan media tersebut mendapatkan kritikan dari pihak kampus. Alasannya adalah karena membawa embel-embel nama kampus dan tidak ijin dulu. Ya, itu saya akui, dulu memang tidak ijin. Karena saya merasa seperti itu tak perlu ijin, lagi pula isi kontennya pun tidak menjelek-jelekan kampus, justru kontennya positif.

Dan yang membanggakan, dulu pernah mengikuti lomba dan menang. Tentu itu malah membawa nama baik almamater.

Tapi ya sudahlah. Saya anggap itu hanya masalah miscommunication saja.

Setelah saya jarang di kampus, blog pun mulai jarang update. Teman-teman pun juga mulai sibuk sendiri-sendiri. Hingga pada akhirnya blog tersebut tidak diteruskan lagi. Sebenarnya sangat disayangkan kalau harus sampai tutup. Dulu saya berharap bisa dikelola oleh UKM kampus yang memang bergerak di bidang IT, tapi nyatanya dari sisi SDM belum bisa menerima kehadiran media online tersebut.

Mencoba Bermimpi Besar

Akhirnya setelah bukan anak kampus lagi, muncul keinginan untuk membuat sesuatu lagi yang lebih besar lagi. Tapi bingung ingin membuat apa. Yang jelas keinginan saya untuk membuat sesuatu yang bisa semua orang turut andil di dalamnya dan membuat seseorang lebih mencintai tanah airnya.

Akhirnya sekitar akhir tahun 2013 saya membuat KabarDesa.com. Sebuah website sederhana yang pengennya berisi informasi seputar desa-desa di Indonesia.



Mengapa harus membuat itu?

Sederhana saja, karena saya ingin mengajak diri saya pribadi dan seluruh masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan negeri ini melalui apa yang dimiliki.

Karena saya bisanya cuma membuat blog, ya saya cuma bisa buat KabarDesa.com yang sederhana itu. Dan buat masyarakat yang bisanya cuma nulis, ya silahkan mengabarkan daerahnya melalui media itu. Konsepnya memang semacam citizen journalism.

Jurnalisme Warga
Ilustrasi Jurnalisme Warga // Image Credit : http://kimsingonoyo.blogspot.co.id/2014/11/klampok-desa-it.html
Saya menyadari, bahwa negeri ini terlalu indah jika hanya untuk dikagumi. Dan apabila setiap desa di Indonesia mampu berdikari, maka mimpi untuk menjadikan Indonesia negara yang mandiri, bersih dari korupsi, dan berdaya saing akan semakin cepat didapatkan. Karena jika setiap daerah bisa maju, nanti bakal bermunculan generasi-generasi penerus dari desa yang siap untuk membangun negeri ini.

Di lain sisi, saya juga melihat bahwa belum banyak masyarakat desa yang mau menggunakan teknologi untuk hal-hal positif. Di desa saya saja contohnya, internet baru digunakan untuk kegiatan yang terbuang, seperti mengakses media sosial dan itu pun tidak menghasilkan apa-apa.

Maka dari itu, dengan hadirnya KabarDesa.com saya berharap mulai bermunculan warga-warga desa yang mau melek teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan daerahnya. KabarDesa.com pun hadir sebagai jembatan informasi antara masyarakat desa yang satu dengan yang lainnya.

Dan mimpi besar saya dengan adanya media tersebut adalah mengumpulkan jurnalis warga KabarDesa.com yang ada di setiap desa di Indonesia.


Seperti Air Yang Mengalir

Jika ditanya KabarDesa.com sekarang sudah bagaimana? Saya hanya bisa menjawab ya seperti yang Anda lihat di websitenya. Memang, jika dilihat dari usianya, seharusnya saat ini sudah berkembang besar. Tapi faktanya KabarDesa.com masih biasa-biasa saja.

Ya, itu semua karena saya biarkan mengalir dengan sendirinya.

Dan saya pun juga menyadari masih banyak kekurangan hingga saat ini. Dari sisi teknologi, KabarDesa.com pun sangat sederhana sekali.

Tapi bukan itu yang jadi masalah. Yang jadi tujuan utama saat ini adalah bagaimana agar banyak warga desa yang mau mengabarkan desa melalui media. Itulah yang perlu diedukasikan kepada masyarakat.

Saya sangat bersyukur, hingga saat ini sudah ada beberapa masyarakat desa yang bergabung di komunitas jurnalis warga KabarDesa.com dan aktif untuk mengabarkan desanya. Ada yang mengabarkan potensi alam di desanya, potensi bencana yang mungkin terjadi di desanya, hingga tentang pengawalan dana desa.

Beberapa minggu yang lalu, di WhatsApp KabarDesa.com, salah satu jurnalis warga yang bernama Ug. Dani sempat melontarkan usulan. Beliau mengusulkan, "Perlu dibuat sekretariat KabarDesa kayaknya neh, atau perwakilan daerah."

Dan ternyata banyak jurnalis warga lain yang setuju. Saya pun mencoba memberikan masukan juga, bagaimana jika per kota di buat semacam komunitas jurnalis warga KabarDesa.com. Mayoritas memang setuju.

Meski itu baru sebuah wacana, tapi bagi saya itu sesuatu yang membanggakan. Minimal rekan-rekan jurnalis warga KabarDesa.com sudah mulai berani bermimpi besar dan punya satu tujuan yang sama. Perlu diketahui, mereka ini menulis di Kabardesa.com tidak dibayar. Mereka murni menulis karena memang cinta daerahnya.

Tapi itulah yang namanya cinta. Cinta desa, cinta tanah air, yang penting berbuat yang terbaik untuk negeri ini tanpa mengharap imbalan yang berarti. Dan pada akhirnya melalui media, dapat merekatkan rasa cinta masyarakat terhadap Indonesia. Bukan media yang justru menjauhkan rasa cinta terhadap tanah air ini.

Harapannya, virus-virus positif seperti ini semakin menyebar ke seluruh masyarakat desa. Agar mereka sadar, bahwa teknologi memang telah ada di kehidupan mereka dan ayolah lakukan hal sederhana yang dikuasainya dan bisa dilakukan untuk kemajuan Indonesia.

Sehingga teknologi bukan hanya mempermudah hidup kita, tapi juga membuat kita lebih mencintai Indonesia. Karena #KitaIndonesia

*Artikel ini diikut sertakan dalam lomba blog #KitaIndonesia yang diselenggarakan oleh PT. XL Axiata Tbk. bekerjasama dengan Rumah Blogger Indonesia dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia serta menyambut Hari Blogger Nasional dan Hari Sumpah Pemuda.

Matur suwun,
Virmansyah


10 komentar:

  1. Ide kabar desa.com ini Mulia sekali, Mas. Semoga komunitas onlinenya berkembang lebih besar lagi dan warga desa mendapat banyak manfaat dari interaksi mereka di website ini. Amin

    BalasHapus
  2. Hoo jd penulise ko orang luar yo hu?

    BalasHapus
  3. Mantap sekali. Semoga berkembang dan menjadi virus yang menular ke desa. Kontributor ada di semua desa.

    BalasHapus
  4. mantap sekali mas...
    nice ide to give best impact to others...

    Salam.
    http://kaulahmuda.com

    BalasHapus
  5. Memang kita harus selalu bangga sebagai orang Indonesia..ada banyak yang bisa kita share di media dan membawa manfaat untuk semua!

    BalasHapus
  6. Mantap bro *semangat mengabarkan tentang desa*

    BalasHapus
  7. bags sekali mas, di mulai dari masa perkulihan terus berhenti akhrnya nulis kembali lagi dan membuat blog baru yang bernama kabar desa..
    dan semoga sukses terus yah

    BalasHapus

Follow This Blog!