21 Juni 2019

Menelusuri Siapa itu Meylisa Rahman

Tulisan ini adalah bentuk pertanggung jawaban saya karena pernah menulis informasi tentang Meylisa Rahman di salah satu blog saya (www.ruangpegawai.com). Di mana beberapa kali ada blogger yang ingin mencari tahu tentang Meylisa Rahman akhirnya menuju ke artikel di blog saya tersebut. Yang pada akhirnya dan baru saya ketahui ternyata isi dalam tulisan tersebut adalah tidak benar.
Meylisa Rahman


Mengapa tidak dihapus saja artikel tersebut? Kan beres!

Artikel tersebut sudah saya perbarui dan tidak lagi saya cantumkan nama Meylisa Rahman. Namun, ini bukan soal hapus menghapus. Melalui tulisan ini saya juga ingin memberikan penjelasan mengapa saya share soal kasus ini dan konfirmasi soal beberapa opini dari blogger yang sempat kerja sama dengan dia dan menganggap saya melakukan penggiringan opini.

Saya sama sekali tidak berniat melakukan penggiringan opini, saya hanya ingin share pengalaman saya dengan akun Meylisa Rahman. Mungkin karena sharenya tidak lengkap, jadi banyak yang beranggapan berbeda-beda. Dan saya sama sekali tidak akan membahas soal job blogger. Nah melalui tulisan ini saya akan ceritakan kronologinya.

====

#Awal Komunikasi dengan Meylisa Rahman

Saya memiliki blog tentang karier (www.ruangpegawai.com), salah satu kanalnya adalah RuangPegawai Talk! yang membahas profesi (job desc) dengan langsung menanyakan ke narasumbernya langsung.

Salah satu media yang saya gunakan adalah LinkedIn, karena di sini saya bisa dengan mudah mencari para profesional untuk saya tanya-tanya seputar profesi.

Di bulan Mei 2017, waktu itu saya ingin mencari seseorang yang memiliki profesi SEO Specialist. Karena saya memang ingin membahas job desc SEO Specialist ini bagaimana. Akhirnya saya coba Inbox beberapa orang yang memiliki profesi ini, salah satunya adalah Meylisa Rahman. Dari beberapa orang itu yang memberikan tanggapan adalah Meylisa Rahman.

LinkedIn Meylisa Rahman
Chat ini pada 5 Mei 2017. Screenshot ini saya lakukan setelah akun saya di block olehnya.

Di hari itu juga saya kirim draft pertanyaannya, saya interviewnya lewat tertulis supaya tidak mengganggu kesibukan narsum.

Nah di hari berikutnya (6 Mei 2017), dia kirim foto untuk kebutuhan Featured Image di tulisan nanti. Foto yang dikirim seperti ini.

Meylisa Rahman



Ketika melihat foto yang dikirimkan tersebut, sebenarnya saya agak curiga. Selain mirip artis (OCD), juga tidak mirip sama foto profil di LinkedIn nya. Waktu itu foto profil di LinkedIn seperti ini.

Meylisa Fake

Saya pun sempat tanyakan ke dia, kok fotonya mirip seperti OSD.

chat Meylisa
Karena waktu itu saya nggak terlalu memusingkan foto, dan menganggap orang-orang di LinkedIn pasti orang-orang profesional, jadi saya abaikan saja dan tetap positive thinking. Bagi saya yang penting isi kontennya hasil interview tersebut.

Di tanggal 7 Mei 2017, dia sudah kirim balik draft interview yang saya kirimkan. Dan di tanggal 10 Mei 2017 artikel sudah saya publish.

Setelah itu semua masih baik-baik saja dan normal.

#Dihubungi Salah Satu Blogger

Nah saya mulai mencari tahu sosok Meylisa Rahman ini bermula ketika pada hari Rabu, 19 Juni 2019 saya dihubungi salah satu blogger melalui DM Twitter yang menanyakan sosok Meylisa Rahman ini. Beliau menanyakan apakah Meylisa Rahman ini tokoh nyata atau fiktif. Beliau menanyakan karena dapat job sponsored post yang ada masalah (penundaan) dipembayaran.

Saya sempat kaget mengapa beliau tiba-tiba DM dan menanyakan tentang Meylisa Rahman. Tapi pikiran saya langsung tertuju ke postingan saya di ruangpegawai.com yang menuliskan tentang Meylisa ini.

Kemarin saya jawab saja kalau dia Nyata, kerja di agency dan pernah saya interview soal job desc. Saya jawab gitu ya memang saya menganggapnya Meylisa ini benar ada, wong saya pernah tanya-tanya ke dia.

Saya jadi mulai curiga kembali ketika beliau juga penasaran dengan fotonya.

Tapi sebenarnya saya nggak mau bahas itu lagi, toh urusan saya dengan dia sudah lama dan dulu nggak ada masalah apa-apa. Saya juga tidak pernah dapat tawaran job dari dia, jadi kemarin saya minta beliau untuk cari tahu sendiri.

Dari sini coba lihat profil LinkedIn nya lagi, dan ternyata profilnya sudah berubah. Foto profil berubah, biodata berubah. Kalau biasanya pengguna LinkedIn itu kalau pernah kerja di perusahaan A pasti ditulis di profilnya (riwayat kerjanya), dia ini tidak. Dulu waktu saya interview itu dia mengaku bekerja di agency suatu agency.

Tapi pas saya lihat profilnya kemarin, tidak ada informasi kalau pernah bekerja di agency tersebut. Sekarang statusnya sebagai SEO Specialist. Saya pun coba sapa lagi di Inbox, tetapi tidak balas. Saya pun coba cari tahu media sosialnya, ternyata nama Meylisa Rahman tidak ada yang menjurus ke dia, hanya akun LinkedIn saja. Masa iya sih orang seperti Meylisa Rahman tidak punya media sosial?

Dan saya pun malah jadi kepengin tahu, siapa sosok Meylisa Rahman ini khususnya kaitannya dengan interview yang pernah saya lakukan dulu.

Karena saya nggak punya kontaknya, cari medsosnya juga tidak ada, akhirnya saya coba telusuri dari rekam jejaknya.

#Menelusuri Meylisa Rahman


Coba lihat chat di tanggal 5 Mei 2017 waktu saya tanya untuk kesediaannya di interview, dia jawab boleh tapi dia mau titip link startupnya. Nah dari link startup itu, saya pun juga sudah sematkan link ini di bawah publikasi di ruangpegawai.com tersebut.

Nah dari informasi link tersebut saya cari tahu, akhirnya mendapatkan informasi kontak pemilik startup itu (sekarang web ini sudah mati).

Dari informasi kontak tersebut, saya coba WA . Saya sendiri belum tahu apakah dia ini nomornya Meylisa atau siapa. Setelah saya chat dan tanya-tanya, ternyata orang ini kenal dengan Meylisa Rahman dan akhirnya saya dikasih kontak dengan nama kontak "Meylisa Tsel".

Oke, dari sini saya langsung coba hubungi Meylisa Tsel tersebut.

Chat pertama yang saya tanyakan adalah "Ini dengan Meylisa Rahman?" dan kemudian saya tanyakan apakah pernah pakai foto orang lain untuk profilnya, dan akhirnya dia mengatakan seperti ini.

Mey


Dari ini fix, saya merasa tertipu waktu itu. Ternyata yang saya ajak komunikasi di LinkedIn dan saya tanya2 soal profesi SEO Specialist itu bukan si Meylisa Rahman. Saya merasa salah karena mempublikasikan informasi yang ternyata tidak valid. Akhirnya saya pun langsung edit postingan tentang Meylisa di blog saya, ruangpegawai.com.

Pertanyaan lain muncul, lantas siapa yang saya ajak komunikasi dulu? Saya pun tanyakan ke Meylisa, mungkin dia kenal, ya harusnya kenal, wong tadi bilang kalau akunnya dipakai temen untuk Approach Blogger.

Saya tanyakan dong siapa temannya yang waktu itu pakai, saya minta informasi nama dan kontaknya. Tapi tetap tidak disebutkan namanya.

Siapa Meylisa

Saya nggak paham aja sih, dia udah nyerahin akunnya ke banyak orang dan pas ada ada blogger yang mau tanya2 soal profesi/job desc eh dianggap tidak penting buat dia.

Malah dianggap lucu-lucuan sama dia.

Chat Mey

Dia sebenarnya juga sudah tahu, tapi diam saja. Kalau kerja samanya sama blogger, tetapi untuk urusan lain tidak menghargai. Harusnya kalau sudah tahu seperti itu ya ditolak tawaran interview saya, atau suruh turunin kalau ternyata tahunya kemudian hari. Tapi saya sebagai blogger cuma dianggap lucu-lucuan.

Padahal niat saya menulis pengalaman profesi seseorang supaya bisa memberikan referensi dan informasi buat orang2 yang ingin tahu atau kerja dibidang itu.

Karena dia nggak mau kasih tahu siapa nama temannya itu, akhirnya saya balik chat ke pemilik Startup itu tadi. Saya ingin tahu apakah dia kenal Meylisa atau tidak, atau jangan-jangan malah orang yang saya ajak komunikasi itu.

Konfirmasi dari pemilik startup yang juga pernah menggunakan akun Meylisa Rahman

Hhm, jadi akun Meylisa Rahman itu fake? Tapi apakah sosok Meylisa Rahmannya ini ada? Mari kita telusuri.

=====

Apa yang saya tulis di sini, saya hanya ingin menceritakan tentang urusan saya, yakni interview soal job desc. Saya tidak ada urusan tentang job blogger yang dibayar atau tidak. Karena di Facebook banyak yang berkomentar, pernah beberapa kali kerja sama dengan dia tapi dibayar juga. Ada juga yang tidak mempermasalahkan akun fake atau tidak, yang penting dibayar. Ya itu terserah masing-masing, saya tidak ada urusan kalau soal job blogger, soalnya juga tidak pernah dapat job dari dia.

Hanya saja menurut saya pribadi, ini menurut pandangan saya ya. Kalau menghubungi blogger untuk perihal kerja sama profesional ya harusnya pakai identitas pribadi yang asli atau pakai identitas perusahaannya. Karena ini juga berhubungan dengan administrasi, supaya kalau ada apa-apa juga bisa lebih jelas menghubunginya. Kalau pakai akun anonim kan sulit untuk jika nanti ingin konfirmasi misal ada keterlambatan pembayaran atau apa. Kalau pakai akun anonim untuk distribusi informasi sih nggak masalah, lha ini kerja sama profesional. :)

Tapi ya sudahlah, kesimpulannya silakan dinilai sendiri, benar atau salah itu dari sudut pandang masing-masing orang. Bagi saya benar belum tentu bagi Anda benar, begitu juga sebaliknya. Sekali lagi ini adalah pertanggung jawaban dari tulisan saya yang pernah saya publish di blog ruangpegawai.com tentang Meylisa Rahman.

Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, silakan langsung kontak saya. Saya sangat terbuka untuk diskusi baik-baik.


Matur suwun,
Virmansyah


5 komentar:

  1. Jawabannya koq belibet ya? Wkwkwk... Tapi saya setuju, untuk urusan kerjasama, termasuk approach blogger maupun KOL, akan ada masalah atau lancar2 saja sebaiknya memakai akun asli. Bukankah kalau lancar menghandle kerjasamanya juga bisa jadi portfolio untuk kerjasama dengan brand lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiknya seperti itu memang. Tapi ya tiap blogger punya sudut pandang sendiri, ada yang asal dapat duit ada yang harus diproses secara profesional. :)

      Hapus
  2. Balasan
    1. Haha. Blog udah lama, hanya saja nggak gampang viral kayak Youtube

      Hapus
  3. Saya juga pernah dapet tawaran kerjasama dari beliau...

    Setahu saya emang akun Meylisa Rahman bukan dipakai oleh 1 orang saja.

    BalasHapus

Follow This Blog!