Apapun itu, saya yakin ketika nanti sudah terjun ke dalam perkuliahan dan aktif di dalamnya, pasti akan ada pola pikir yang berubah. Bahkan bisa jadi tujuan awal kuliah menjadi berubah ketika sudah tahu kondisi pergaulan saat kuliah dan aktivitas di dalamnya.
Termasuk saya, dimana kuliah sangat mempengaruhi pola pikir saya hingga saat ini.
Tulisan ini hanyalah sharing semata atas apa yang saya alami ketika kuliah dulu dan saya rasakan saat ini. Kalau pun ada hal baik di dalamnya silakan diambil, kalau ada yang salah (pasti ada) janganlah ditiru.
***
Saya masuk kuliah di tahun 2009, setelah lulus SMA Jurusan IPS akhirnya saya melanjutkan kuliah. Dulu memang ada keinginan dari diri sendiri ingin melanjutkan. Namun memang sempat bingung ketika ingin mencari jurusan kuliah.
Waktu itu yang ada di benak saya ada 3 pilihan jurusan, yang pertama IT, Ilmu Komunikasi dan DKV. Masing-masing ada alasannya.
Jurusan IT, entah mengapa dulu ketika mendengar komputer itu sangat senang sekali. Padahal saya itu tidak punya komputer/laptop di rumah. Perangkat komputer pertama yang saya miliki itu laptop Compaq CQ50 dan itu dibeli saat masuk pertengahan Semester I.
Kalau mengoperasikan komputer sih pernah, pertama kali itu dulu pas kelas 1 SMP, waktu itu ada ekskul komputer. Tapi nggak berjalan lama sih waktu itu. Dan kemudian mulai sering mengoperasikan komputer itu ketika SMA pas ada mata pelajaran TIK. Di tambah ketika saya sudah mengenal yang nama Warung Internet. Semakin seringlah mengoperasikan komputer (main ke warnet) dan akhirnya pas awal kelas 3 SMA kenal yang namanya Blog.
Semenjak itu tambah sering lagi ke warnet, bahkan kalau pulang sekolah sering njujug Warnet buat otak atik blog. Temen-temen lain juga sih, tapi mereka buat pacaran. Sejak itulah saya seakan menemukan hobi saya yang sesungguhnya, menulis di blog. Dan alhamdulillah masih konsisten hingga sekarang dan malah saat ini bisa jadi salah satu penghasilan utama.
Ini berawal dari ketertarikan saya soal komputer.
Jurusan Ilmu Komunikasi, kalau pilihan ini sebenarnya hanya ingin nanti ketika lulus bisa jadi jurnalis. Kayaknya seru gitu. Kalau waktu itu lihat sosok jurnalis itu keren. Tetapi yang membuat saya ragu untuk memilih jurusan ini adalah saya itu orangnya pendiam. Belum apa-apa dulu sudah mikir nanti kalau jadi Jurnalis terus wawancara narasumber gimana kalau akunya pendiem. wkwkwk.
Maklum, pikirannya masih cupu. Tapi tetap ini jadi opsi lain pemilihan jurusan.
Jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual), nah kalau jurusan ini karena saya ingin bisa desain-desain. Tapi sejujurnya saya masih kurang paham soal jurusan ini waktu itu. Yang ada di benak saya adalah nanti bikin desain-desain pakai komputer. Pokoknya yang ada hubungannya sama komputer, rasanya keren dan bikin aku suka. :D
Tapi yang jadi keraguan adalah saya itu tidak punya bakat gambar.
Nah akhirnya setelah mencoba memikirkan dan menimbang, saya putuskan memilih jurusan Teknik Informatika saja. Yang mana kadar ketertarikannya lebih banyak yang ini, dan waktu itu memang dapat referensi soal background jurusan ini dari orang-orang sekitar. Misalnya orang tua yang menceritakan rekannya yang seorang programmer, bisa bikin program keren. Itu juga yang bikin saya tambah mantap.
Meskipun saya waktu itu masih belum punya komputer, tapi saya yakin nanti bisa melakukannya.
Jurusan Teknik Informatika pun saya ambil di sebuah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer (STMIK) di Kota Solo. Saya ambil jenjang D3, karena saya ingin cepat selesai saja. Jujur, waktu itu saya tidak mikir untuk mendapatkan gelar Sarjana. Bagi saya sama saja, yang penting punya ketrampilan.
Ilmu Baru di Jurusan TI
Karena saya sebelumnya memang tidak punya komputer di rumah, dan megang komputer itu kalau pas di warnet saja, jadinya agak bingung kalau nanti sudah masuk perkuliahan. Tetapi alhamdulillah tidak lama setelah masuk kuliah saya punya laptop yang bisa digunakan untuk belajar dan tentunya bikin-bikin tugas.
Owh ya, di STMIK ini kan ada beberapa jurusan kuliah ya sebenarnya, ada Sistem Informasi, Manajemen Informatika, Komputer Akuntansi dan Teknik Informatika. Dan saya pilih TI itu ya karena di jenjang D3 hanya ada TI, MI, dan KA. Karena waktu itu saya ingin lebih fokus ke tekniknya, jadi ya pilih TI.
Dan cita-cita saya ketika nanti lulus itu adalah menjadi Programmer. Itu sudah saya pengeni semenjak masuk awal kuliah. Tapi ya masih keinginan yang belum dengan alasan yang kuat. Karena pengetahuan waktu itu Programmer itu bisa bikin program. Udah itu aja.
Tetapi setelah proses perkuliahan berjalan dan banyak ketemu dosen-dosen, akhirnya saya sadar bahwa saya tidak salah mengambil jurusan ini. Dan saat ini saya juga sadar kalau sebenarnya jurusan TI inilah yang mengubah mindset saya selama ini.
Apa yang saya dapatkan selama kuliah sangat mempengaruhi banyak keputusan-keputusan penting di dalam hidup saya. Salah satunya adalah yang tidak diketahui banyak orang adalah ketika saya memutuskan untuk tidak ...........tiittttttttttttttt................. (nanti deh tak ceritain soal ini :D ) Atau japri aja kalau pengen tahu, soalnya belum bisa aku tulis secara terbuka.
Lalu apa hal-hal atau penyebab yang membuat pola pikir saya berubah?
Salah satunya adalah pengaruh dari dosen. Waktu awal-awal kuliah kan biasanya dosen sedikit memberikan motivasi dulu, sudut pandang soal jurusan ini dan sebagai mahasiswa itu harus bagaimana.
Nah saya sendiri tidak hanya sekali menemui dosen yang memberikan seperti itu. Dan poin yang menurut saya paling mempengaruhi itu adalah ketika dosen mengatakan kalau ketika belajar di jurusan TI itu pola pikirnya jangan hanya menjadi pengguna saja, tetapi cobalah berpikir bagaimana membuat.
Intinya seperti itu.
Dan waktu itu saya sangat setuju sekali, seakan kalimat itu langsung merasuk ke pikiran saya dan semakin memantapkan diri saya kalau nanti di masa depan, saya harus bisa membuat sesuatu. Ya minimal jangan hanya jadi pengguna saja, soalnya punya kemampuan untuk membuat.
Kalimat itulah yang akhirnya membuat pola pikir saya berubah dan selalu menjadi pengaruh di beberapa keputusan hidup saya. Selain keputusan yang disensor di atas, juga banyak keputusan-keputusan lain baik saat kuliah maupun paska kuliah.
Kalau waktu kuliah, salah satunya adalah ketika memutuskan untuk mengikuti sebuah event atau organisasi. Misalnya saja adalah mengikuti kepanitian ospek mahasiswa. Dulu saya pernah jadi peserta, maka sekarang waktunya jadi panitia. Ini keputusan sederhana, tetapi sebenarnya di latar belakangi oleh mindset itu.
Zaman jadi peserta STC Tahun 2009 |
Zaman jadi panitia STC Tahun 2010 |
Sedangkan paska kuliah adalah keputusan bekerja.
Selama kuliah terutama ketika menjelang semester akhirnya, saya sudah punya niatan atau ambisi kalau nanti harus bisa bekerja secara mandiri. Jangan ketika lulus terus menjadi pegawai saja, tetapi ciptakan pekerjaan atau minimal ya bisa bekerja secara mandiri.
Itulah yang saat ini sudah saya lakukan, karena saat ini saya pun juga bisa bekerja secara mandiri. Tetapi bukan berarti saya tidak suka menjadi pegawai atau memandang buruk profesi pegawai ya. Wong saya juga pernah bekerja di perusahaan.
Tapi memang jiwa-jiwa entrepreneurship itu tumbuh selama masa kuliah. Masa kuliah itu yang menumbuhkan pola pikir baru saya.
Dari sini saya jadi sadar bahwa kuliah itu sebenarnya bukan untuk mencari ilmu saja, atau bahkan mencari gelar. Tetapi kuliah adalah proses pendewasaan pikiran dan mengembangkan diri agar bisa menemukan cara atau jalan yang sesuai dengan diri kita masing-masing.
Ilmu yang kita perolah selama kuliah itu adalah bekal untuk kita bisa survive di masa yang akan datang. Mengandalkan ilmu saja tidak bisa, karena kita juga butuh kemampuan-kemampuan yang di luar bidang kita.
Waktu itu beberapa dosen pun juga pernah mengatakan, kalau kuliah itu jangan sekadar kuliah, tetapi ikutlah organisasi atau kegiatan-kegiatan di kampus. Cari ilmu di luar. Bahkan ilmu yang ilmu yang diperoleh di kampus itu tidak lebih dari 50%, sisanya harus cari di luar. Perkuliahan itu hanya sebagai pintu atau sarana saja, selebihnya tergantung masing-masing mahasiswa bagaimana menyikapi perkuliahan itu.
Zaman jadi panitia Seminar |
Dengan memilih jurusan TI ini pun akhirnya saya juga tetap bisa mencoba menggapai mimpi saya yang lain jika memilih jurusan Ilmu Komunikasi akhirnya saya bisa merasakan menjadi seorang Jurnalis. Ya meskipun bukan jurnalis beneran tetapi Jurnalis Warga dan malah bisa memiliki media jurnalisme warga. Sedangakn untuk jurusan DKV, meskipun diperkuliahan sama sekali tidak diajarkan soal desain, akhirnya saya bisa otodidak belajar desain meskipun tidak jago-jago amat. Tapi paling tidak pernah ada hasil dari keterampilan ini.
Orang lain mungkin boleh menilai salah tetapi saya yang menjalaninya tahu apa yang terbaik untuk saya sendiri. Semoga Gusti Allah meridhoi segala keputusan ini.
Tak terasa sudah sangat panjang sekali tulisah ini sodara-sodara, daripada Anda jadi eneg lebih baik saya sudahi saja. Pastinya masih ada hal-hal lain yang ingin saya ceritakan, tetapi akan lebih baik jika dilanjutkan di tulisan-tulisan berikutnya saja.
Sekali lagi, di tulisan ini ada hal baik dan buruknya. Kalau ada yang baik silakan diambil, kalau ada yang buruk (pasti ada) janganlah dicontoh. Saya bukanlah manusia sempurna, saya juga seperti Anda, hanya beda cerita saja. :)
Matur suwun,
Virmansyah
0 komentar:
Posting Komentar