23 Maret 2016

Menjadi Fulltime Blogger di Indonesia, Bisakah?

Saya melihat semakin ke sini seseorang semakin pandai dalam memilih pekerjaan. Jika dulu memilih profesi pekerjaan hanya mendapatkan uang yang menjadi tolok ukurnya, sekarang sudah sedikit terbuka, yakni melakukan pekerjaan berdasarkan passion atau kesukaan.

Tapi passion saja tidak cukup, sekarang seseorang juga peluang yang akan didapatkannya dari passion yang dimilikinya.

Dan saat ini yang menarik adalah sudah banyak bermunculkan orang-orang yang 'mengaku' berprofesi menjadi blogger. Iya, Fulltime Blogger.

Fulltime Blogger
image via http://www.prowpblogger.com/
Saya sendiri sebenarnya kurang begitu yakin kalau Blogger bisa dikatakan sebagai Profesi.

Tapi saya mencoba untuk mencari tahu terlebih dahulu makna dari profesi itu sendiri. Tidak perlu jauh-jauh, saya browsing di Wikipedia, dan mendapatkan inti dari makna profesi itu.
"Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut" - https://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

Sedangkan orang yang kompeten di profesi tersebut baru dinamakan Profesional.

Kembali ke Fulltime Blogger...

Pada awalnya Blogger hanyalah sebutan kepada orang yang memiliki dan aktif mengelola blognya. Tapi dengan adanya tambahan "Fulltime" ini makna Blogger seakan menjadi sebuah profesi yang dilakukan seseorang sebagai pekerjaan utamanya.

Iya, makna Fulltime Blogger sekarang memang digunakan untuk menyebutkan profesi seseorang yang mendedikasikan dirinya menjadi blogger. Bekerja sebagai blogger dan mendapatkan penghasilan dari blogger.

Terlihat aneh tentunya untuk sebagian orang, dan keanehan itu tak lepas dari alasan bagaimana ia mendapatkan penghasilan. Karena mindset seseorang sebagaian besar masih 'bekerja untuk uang'.

Tapi masalahnya bukan itu, jika di luar negeri sana sudah banyak blogger yang sukses menjadi Fulltime Blogger, di Indonesia bagaimana? Apakah bisa menjadi Fulltime Blogger?

Jawabannya adalah BISA.

Namun untuk mewujudkan itu semua tidaklah mudah.

Menjadi Fulltime Blogger tidak hanya bisa diukur dari seberapa banyak artikel yang ditulis di blognya. Tapi harus punya poin-poin agar blogger tersebut benar-benar bisa hidup (mendapatkan penghasilan) dari blognya.

Menentukan Sumber Penghasilan

Untuk menjadi Fulltime Blogger haruslah menentukan sumber penghasilan. Perlu diketahui sumber penghasilan dari blog itu sangat beragam, seperti melalui program periklanan CPC (Cost Per Click) Google AdSense dkk, CPA (Cost Per Action) - Afiliasi, Sponsored Post, dan lainnya.

Menentukan Sumber Penghasilan ini sangat penting, karena ini juga yang akan menentukan konsep blog dan konten blog. Selain itu, menentukan sumber penghasilan juga perlu diperhatikan yang memiliki peluang besar dan bisa rutin.

Monetize
image via peepso.com
Saya pernah membaca sebuah artikel blog, bahwa blogger tersebut menyebutkan telah menjadi Fulltime Blogger dengan sumber penghasilan dari Blog Contest. Ini tidak salah, tapi coba bayangkan saja dari Blog Contest, apakah itu bisa digunakan sebagai pendapatan tetap seorang Fulltime Blogger?

Saya tidak menyepelekan masalah rejeki, tapi semua juga sudah tahu kalau dengan menjadikan hadiah Blog Contest sebagai sumber pendapatan utama tidak akan bisa. Untuk itu perlu memikirkan sumber pendapatan yang bisa rutin dan bisa kita manage sendiri. Misalnya melalui AdSense, Afiliasi/CPA. Sponsored Post/Give Away/Blog Contest sebaiknya digunakan untuk penghasilan sampingan saja.

Karena kita di Indonesia juga perlu melihat peluang-peluang dari program periklanan yang ada. Di Indonesia sendiri terkenal dengan nilai CPC Google AdSense yang kecil dibanding negara lain, tentu ini menjadi PR tersendiri untuk Fulltime Blogger dalam membangun strategi.

Investasi Blog

Akan lebih baik jika Fulltime Blogger memiliki lebih dari satu blog. Cara memiliki lebih dari satu blog tapi tetap bisa mengelolanya adalah dengan membuat blog dengan tema (niche) berbeda-beda. Dengan memiliki blog dengan tema-tema khusus (1 blog 1 tema) maka akan mudah mengelolanya.

Investasi blog ini juga penting untuk meningkatkan jumlah pendapatan, di lain sisi juga bisa sebagai cadangan. Ini adalah sebuah strategi. Sebenarnya bisa saja memiliki satu blog, tapi perlu dikelola dengan baik, dari sisi konten, branding sampai teknologi yang digunakannya.

Untuk masalah ini bisa disesuaikan dengan situasi kondisi dan keahlian masing-masing blogger.

Optimalisasi Blog

Blog-blog yang dimiliki tentu harus dioptimalkan baik dari sisi konten, desain, branding, SEO, dan lainnya. Ini untuk menjaga agar blog yang dimiliki bisa tetap survive dalam persaingan dunia blogging.

Dengan mengoptimalkan blog juga berguna untuk mengembangkan blog dan menarik audience lebih banyak lagi. Audience atau pembaca sangat penting, karena penghasilan dari blog salah satunya dari mereka. Optimalisasi blog ini juga sebagai bentuk tanggung jawab blogger kepada audience. Misalnya saja optimalisasi SEO, blogger ingin mendekatkan kontennya kepada audience melalui SERP.

Konsistensi

Seberapa bagus blognya, sumber penghasilannya dan optimalisasinya tapi jika tidak diimbangi dengan konsistensi maka semuanya akan selesai. Konsistensi sangat penting, konsistensi bukan soal teknis membangun blog, tapi membangun diri blogger itu sendiri. Konsistensi adalah bentuk tanggung jawab atas niat yang telah dicamkan sejak awal menjadi Fulltime Blogger.

Konsistensi ini tidak nyata, tapi dampaknya luar biasa.

Apalagi di Indonesia, yang notebene menjadi Fulltime Blogger masih banyak godaan dan tekanannya, apalagi jika blogger berada di lingkungan yang kurang memahami dunia online. Tanpa konsistensi tentu tak akan bertahan lama.

***
Menjadi fulltime blogger di Indonesia perlu adanya pendekatan dengan audience. Mengingat audience di Indonesia belum semuanya paham akan dunia advertising online. Banyak masih yang merasa risih dengan adanya banner-banner iklan di blog.

Menjadi fulltime blogger jangan fokus pada hasil yang didapatkan. Iya benar menentukan sumber pendapatan itu penting, tapi jika fokus pada hasil nanti akan cepat mengeluh. Apalagi jika kurang konsisten, hasil berkurang dikit buru-buru mencari profesi lain.

Intinya jika ingin menjadi fulltime blogger di Indonesia haruslah fokus dan konsisten. Yakin saja ke depannya 'profesi' ini akan semakin baik seiring dengan meningkatnya persaingan dunia bisnis online dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap dunia online & advertising yang lebih berkembang.


Matur suwun,
Virmansyah


8 komentar:

  1. Terkadang Blogger bisa mendapat banyak uang bukan dari bloggingnya, tapi dari skill dia misalnya jadi pembicara, reviewer, konsultan. Menjadi Blogger bisa jadi tahap awal aja untuk positioning, setelah itu semua terserah kita mau dimonetisasi dengan cara apa.

    BalasHapus
  2. Sangat setuju dengan poin-poinnya. Melihat dari poin-poin tersebut jadi inget para seleb blogger yang sekarang udah punya branding yang kuat karena berawal dari blog dan benar-benar menjadi fulltime blogger.

    Nice article btw.

    BalasHapus
  3. Kayaknya perlu kasih usulan ke lembaga sertifikasi buat menggodok kompetensi seorang blogger jafi profesionalitasnya diakui. Ya gak? Hehe

    BalasHapus
  4. Pinginya bisa full time tapi apa daya jadi karyawan sedikit waktu luang 😑

    BalasHapus
    Balasan
    1. disyukuri dan dimaksimalkan yang ada saja mas :) sama aja kok mau jadi karyawan apa fulltime blogger, yang penting niat ikhlas buat kerja. :)

      Hapus
  5. begitu denger cerita tentang Linda I Keji semangat banget jadi full time blogger, tapi waktu jalaninnya wah ternyata penuh liku liku. :D

    bener banget di Indonesia banyak yang risih dengan iklan, dan nilai iklan sendiri juga lebih kecil dibanding di Eropa, tapi kalau usaha pasti ada jalan. Merdeka!!!

    BalasHapus
  6. Emang nggak mudah ternyata jadi blogger, apalagi yang semangatnya pas diawal sajo. Nggak konsisten. 😌 Belom punya tujuan pasti juga blognya mau dibawa kemana. Awalnya semangat karena adsense bisa diterima, setelahnya ternyata buat branding ternyata nggak mudah. Masih banyak yang harus dipelajari. #curcol

    BalasHapus

Follow This Blog!